🌞 Hadits Tentang Menghindarkan Diri Dari Tindak Kekerasan

telahhilangnya rasa kasih sayang dan sifat kelembutan dalam diri seseorang menyebabkan lahirnya tindakan kekerasan dan penganiayaan serta melakukan perbuatan-perbuatan yang merusak serta menimbulkan kerugian serta penderitaan kepada orang lain, padahal islam telah,mensyari'atkan perlunya manusia itu bersifat lemah lembut kepada sesama dan Terjadinyabanyak tindak kekerasan adalah suatu bukti lemahnya pemahaman budi pekerti dan norma agama yg dimiliki,bagaimana menurut anda cara yg benar untuk . 2.4 menunjukkan sikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan. 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan. Berikutini adalah beberapa hadits dan ayat Alquran terkait kekerasan "Katakanlah: 'Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar (mengaiaya)" (surat Al A'raf ayat 33) sebagaisebuah agama yang mengedepan kan kedamaian, seseua dengan namanya al-islam ,yang berarti kedamaian atau keselamatan , agama islam sangat mencela adanya tindakan kekerasan , apabila yang di atas namakan agama. adapun ke berapa ayat maupun hadis yang seakan-akan isinya menganjurkan kekerasan, maka harus di pahami secara kontekstual dengan Tidak boleh melakukan perbuatan (mudharat) yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain" Yakni Allah S.W.T membenci tindak kekerasan karena kekerasan adalah hal yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Selain adanya Qisas, dilarang melakukan tindak kekerasan . Tindak kekerasan dapat memicu perpecahan di dalam atau antar organisasi. pesanyang terdapat dalam ayat dan hadits tersebut adalah merupakan sebuah kewajiban bagi orang-orang yang beriman untuk menghindarkan diri dari tindak kekerasan, selain karena setiap orang yang beriman adalah saudara, tindak kekerasan merupakan perbuatan tercela yang tidak diridhai oleh allah swt, perbuatan tersebut hanya akan menjatuhkan diri MateriPPT bisa diunduh di : silah disimak, diamati dan dipahami AlMa'idah/5 ayat 32 tentang Menghindarkan Diri Dari Tindak Kekerasan; Menerapkan Qs. Yunus/10 ayat 40-41 dan Qs. Al-Ma'idah/5 ayat 32 serta Hadits-hadits terkait dalam kehidupan sehari-hari. Mempunyai Karakter yang Religius, Toleran, Rukun Dan Damai; Semoga bermanfaat. Tulis diskusi dan pertanyaan kalian di kolom komentar dibawah, terimakasih. MYuClFN. Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti binatang dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap binatang. Istilah “kekerasan” juga mengandung kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang. Manusia dianugerahi oleh Allah Swt. berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut, manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan persahabatan dan permusuhan. Dengannya pula manusia bisa mencapai kesempurnaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang akan mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan. Namun sebaliknya, jika nafsu di luar kendali akal, niscaya akan menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesengsaraan dan kehinaan. Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia. Sebagaimana cinta, benci pun berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi akal. Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal-hal duniawi seperti pada kasus Qabil dan Habil ataupun pada kisah Nabi Yusuf as. dan saudara-saudaranya. Terkadang pula permusuhan dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan. Islam melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun. Allah Swt. berfirman مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ Artinya “Oleh karena itu Kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil, bahwa ba-rangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain qisas, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul Kami telah datang kepada mereka dengan membawa keteranganketerangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” QS. al-Maidah 32 Allah Swt. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan Qabil terhadap Habil, Allah Swt. menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu-individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut. Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun ikut merasakan sakit. Begitu juga apabila seseorang berani mencemari tangannya dengan darah orang yang tak berdosa, maka pada hakikatnya dia telah membunuh manusiamanusia lain yang tak berdosa. Dari segi sistem penciptaan manusia, terbunuhnya Habil telah menyebabkan hancurnya generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan lahir di dunia ini. Al-Qur’an memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan jiwa manusia dan menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh sebuah masyarakat. Pengadilan di negara-negara tertentu menjatuhkan hukuman qisas, yaitu membunuh orang yang telah membunuh. Di Indonesia juga pernah dilakukan hukuman mati bagi para pembunuh. Dalam Al-Qur'an Surat al-Maidah ayat 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik. a. Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia. b. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat. c. Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia, seperti para dokter, perawat, polisi harus mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran. Tugas kita bersama adalah menjaga ketenteraman hidup dengan cara mencintai tetangga, orang-orang yang berada di sekitar kita. Artinya, kita dilarang melakukan perilaku-perilaku yang dapat merugikan orang lain, termasuk menyakitinya dan melakukan tindakan kekerasan kepadanya. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang kandungan surat Al Maidah Ayat 32 entang menghindarkan diri dari perilaku tindak kekerasan. Semoga kita selalu di jauhkan dari perilaku tindak kekerasan. Aamiin. Sumber Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XI SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin. Surat Al Maidah ayat 32 adalah ayat yang mengajarkan untuk menjaga kehidupan dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya. Surat Al Maidah termasuk madaniyah. Imam Ahmad meriwayatkan, surat ini turun ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sedang naik unta. Hampir saja paha unta itu patah karena begitu beratnya wahyu yang diterima Rasulullah. Demikian pula ayat 32 ini juga tergolong madaniyah. Surat ini dinamakan Al Maidah المائدة yang artinya hidangan karena di antara kandungan surat ini adalah kisah tentang turunnya al maidah hidangan dari langit setelah para pengikut Nabi Isa hawariyyun memintanya. Al maidah diminta hawariyyun sebagai bukti kerasulan Nabi Isa dan sekaligus menjadi hari raya bagi mereka. Surat Al Maidah Ayat 32 Beserta ArtinyaTafsir Surat Al Maidah Ayat 321. Besarnya Dosa Pembunuhan2. Besarnya Pahala Menjaga Nyawa3. Rasul Membawa Keterangan yang Jelas4. Banyak Orang Melampaui BatasKandungan Surat Al Maidah ayat 32 Surat Al Maidah Ayat 32 Beserta Artinya Berikut ini Surat Al Maidah Ayat 32 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ Min ajli dzaalika katabnaa alaa banii isroo-iila annahuu man qotala nafsan bighoiri nfasin au fasaadin fil ardli fa kaannamaa qotalan naasa jamii’aa. Wa man ahyaahaa faka-annamaa ahyan naasa jamii’aa. Walaqod jaa-athum rusulunaa bil bayyinaati tsumma inna katsiiron minhum ba’da fil ardli lamusrifuun ArtinyaOleh karena itu Kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. Tafsir Surat Al Maidah ayat 32 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami. Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas. Baca juga Ayat Kursi 1. Besarnya Dosa Pembunuhan Poin pertama dari Surat Al Maidah ayat 32, Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan besarnya dosa pembunuhan. مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا Oleh karena itu Kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Sebelum ayat 32 ini, Allah mengisahkan putra Adam Qabil membunuh saudaranya Habil. Yakni pada ayat 27 hingga ayat 31. Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Karena anak Adam pernah membunuh saudaranya secara aniaya dan permusuhan, maka Kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil. Yakni Kami syariatkan, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.” Ayat ini menunjukkan besarnya dosa membunuh tanpa sebab yang dibenarkan. Yakni membunuh satu orang seakan-akan ia membunuh seluruh manusia. Hukum ini tidak hanya berlaku bagi Bani Israel. Ia terus berlaku bagi kita. Karenanya ketika Abu Hurairah hendak menolong Utsman dengan menyerang para pengepungnya, Utsman melarangnya. “Hai Abu Hurairah, apakah kamu senang bila kamu membunuh seluruh manusia, sedangkan aku termasuk dari mereka?” “Tidak,” jawab Abu Hurairah. “Karena sesungguhnya bila kamu membunuh seorang laki-laki, maka seolah-olah kamu telah membunuh manusia seluruhnya. Maka pergilah kamu seijinku seraya membawa pahala, bukan dosa.” Said bin Jubair menafsirkan, “Barangsiapa menghalalkan darah seorang muslim, maka seakan-akan dia menghalalkan darah manusia seluruhnya.” “Yakni dalam hal dosanya,” kata Hasan Al Basri. 2. Besarnya Pahala Menjaga Nyawa Poin kedua dari Surat Al Maidah ayat 32, Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan besarnya pahala menjaga nyawa manusia. وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Ibnu Abbas menjelaskan, maksud memelihara kehidupan adalah tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah membunuhnya. Sedangkan Mujahid mengatakan, memelihara kehidupan jiwa seorang manusia artinya menahan diri tidak membunuhnya. “Barangsiapa memelihara kehidupan seseorang, melarang pembunuhan terhadapnya dan tidak melakukan pembunuhan,” kata Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir. “Seakan-akan ia telah memelihara kehidupan seluruh manusia, dengan menciptakan keamanan dan ketentraman bagi mereka. Serta menghilangkan kegelisahan, ketakutan dan kekhawatiran.” 3. Rasul Membawa Keterangan yang Jelas وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas, Setelah Allah menerangkan besarnya dosa membunuh dan besarnya pahala memelihara nyawa, Dia menegaskan bahwa telah datang rasul-rasulNya dengan membawa bayyinah. Yakni keterangan yang jelas. Ibnu Katsir menjelaskan, bayyinah adalah hujjah-hujjah, bukti-bukti dan keterangan yang jelas lagi gamblang. 4. Banyak Orang Melampaui Batas ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. Poin ini adalah kecaman dan hinaan kepada Bani Israil karena mereka melakukan berbagai pelanggaran setelah mereka mengetahui keharamannya. Demikian pula orang-orang Yahudi di masa Rasulullah seperti Bani Qainuqa’, Bani Quraizhah dan Bani Nadhir. Sungguh Allah telah mengutus para Rasul dengan membawa keterangan yang nyata. Termasuk menjelaskan hukum-hukum terkait pembunuhan ini. Namun banyak di antara Bani Israil yang berlaku melampaui batas dalam melakukan pembunuhan dan tindak kejahatan. Ayat ini sekaligus mengisyaratkan bahwa apa yang dilakukan oleh Bani Israil di masa dulu, juga dilakukan orang-orang Yahudi di masa Rasulullah hingga hari ini. Banyak di antara mereka yang suka melampaui batas, membunuh dan melakukan tindak kejahatan. Palestina menjadi bukti korban kejahatan mereka. Baca juga Isi Kandungan Surat Al Maidah Ayat 32 Kandungan Surat Al Maidah ayat 32 Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Maidah ayat 32 Membunuh adalah dosa besar. Membunuh satu orang tanpa alasan yang dibenarkan, dosanya seakan-akan membunuh manusia nyawa manusia adalah pahala besar. Memelihara satu nyawa seakan-akan memelihara kehidupan manusia ini menunjukkan, Islam mengajarkan untuk menjaga kehidupan dan menjauhi tindak kekerasan. Allah telah mengutus para Rasul dengan membawa keterangan yang nyata, termasuk mengajarkan untuk menjaga kehidupan dan memperingatkan agar menjauhi tindak di antara Bani Israil yang melampaui batas, meskipun mereka telah mengetahui apa yang dilarang oleh ini juga berisi hinaan dan kecaman atas Bani Israel yang suka melampaui batas dan sering membunuh tanpa sebab yang dibenarkan. Demikian Surat Al Maidah ayat 32 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan menjadikan kita suka menjaga perdamaian dan memelihara kehidupan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] February 04, 2022 Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Pendidikan Agama Islam untuk Kelas 11 halaman 195 Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket PAI Aktivitas Siswa Halaman 195 Buku siswa untuk Semester 2 Kelas XI SMA/SMK/MA. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda PG dan juga Esaay Bab 11 Toleransi sebagai Alat Pemersatu Bangsa Kelas 11 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 K13. Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kls 11 Tugas Hal 195 TugasCarilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan menghindarkan diri dari tindak kekerasan!Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 195 Aktivitas SiswaTugas 1. Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan menghindarkan diri dari tindak kekerasan!Jawabanاِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ اِخۡوَۃٌ فَاَصۡلِحُوۡا بَیۡنَ اَخَوَیۡکُمۡ وَ اتَّقُوا اللّٰہَ لَعَلَّکُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ Artinya “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” Qs. Al-Hujurat 49___________وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ Artinya “...dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Qs. Al-Baqarah 195.___________مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ Artinya “Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.” HR. At-Tirmidzi2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan ituJawabanPesan yang terdapat dalam ayat dan hadits tersebut adalah merupakan sebuah kewajiban bagi orang-orang yang beriman untuk menghindarkan diri dari tindak kekerasan, selain karena setiap orang yang beriman adalah saudara, tindak kekerasan merupakan perbuatan tercela yang tidak diridhai oleh Allah SWT, perbuatan tersebut hanya akan menjatuhkan diri dalam kebinasaan dan mempersulit seseorang dalam menghadapi kehidupan di Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi objekif di lapangan yang kamu temui!JawabanDalam kehidupan sehari-hari, tidak sedikit orang yang masih sering menjatuhkan dirinya dalam tindak kekerasan. Mulai dari melakukan KDRT, aksi bullying di sekolah, tawuran di lingkungan masyarakat, dsb. Hal-hal yang demikian dapat terjadi salah satunya oleh faktor jauhnya diri dari Sang Pencipta. Bagaimanapun alasanya, tindak kekerasan sangat tidak dibenarkan oleh agama Islam. Apabila para pelaku tindak kekerasan tidak segera bertaubat, dikhawatirkan kelak dirinya akan mendapatkan kesulitan dan kesukaran dalam menghadapi kehidupannya di akhirat.

hadits tentang menghindarkan diri dari tindak kekerasan